Torism car freeday
Posisi strategis Kota Bandung sebagai
pusat pemerintahan, pendidikan, budaya dan pariwisata, perekonomian dan
industry serta sebagai Etalase Jawa Barat, telah mendorong Kota Bandung sebagai
sebuah Kota Metropolitan dengan berbagai kompleksitas permasalahan perkotaan.
Salah satu yang menjadi permasalahan adalah kemacetan.
Kepadatan lalulintas kota Bandung dari
hari kehari makin terus bertambah terlebih lagi pada setiap akhir pekan,
kenyamanan kota Bandung sudah tidak dapat dirasakan lagi.
Sejalan dengan telah selesai dan berfungsinya jalan Tol Cipularang tentunya kota
Bandung menjadi pusat tujuan wisata, namun mengakibatkan pula kemacetan lalulintas
dimana-mana belum lagi kerusakan dijalan–jalan protocol masih belum banyak
diperbaiki. Meskipun pemerintah kota Bandung maupun PropinsiJawa Barat telah
membangun beberapa jalan laying sebagai penghubung seperti (jalan layang Cimindi,Kiaracondong, dan Pasupati), ini
bukan menjadi sebuah solusi akan tetapi hanya mengalihkan kemacetan pada titik
lain.
Kemacetan di Kota Bandung terjadi
akibat banyaknya masyarakat yang menggunkan kendaraan pribadi, angkutan kota
yang selalu ngetem, tidak seimbangnya sarana jalan dengan volume kendaraan dan
banyaknya pedagang yang menggunkan bahu jalan. Faktor itulah yang menjadikan
kemacetan di Kota Bandung.
Sebenarnya
ada banyak cara yang dapat mengurai kemacetan Kota Bandung pada saat weekend.
Salah satunya dengan Pembangunan gedung dan lahan parkir yang di sediakan oleh pemerintah kota Bandung
untuk para wisatawan domestic yang menggunakan kendaraan pribadi. Gedung dan
lahan parkir tersebut dapat di bangun di setiap keluar tol Kota Bandung (Baros,
Pasteur, Pasirkoja, Moh.Toha, Buahbatu, Kopo, Cileunyi). Hal ini di maksudkan
untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi di Kota Bandung pada saat weekend
terjadi. Karena kemacetan yang terjadi di timbulkan banyaknya kendaraan pribadi
yang di gunakan oleh wisatawan tersebut (selain plat D).
Dalam
kontek ini Kota Bandung sebelumnya telah melakukan analisis terhadap jumlah
kendaraan yang masuk ke Kota Bandung pada setiap weekend. Wisatawan juga bisa
merasa aman dan nyaman ketika berwisata ke Kota Bandung tanpa harus mengalami
kemacetan yang terjadi pada saat ini dengan menggunakan transportasi yang telah
di sediakan oleh pemerintah Kota Bandung seperti monorel, kereta gantung,
minibus/bus . Transportasi tersebut tersedia berada dekat dengan lahan/gedung
parkir yang di sediakan untuk membawa para wisatawan ke tempat yang mereka
tuju. Rute yang di lewati oleh transportasi tersebut rute-rute yang hanya ke
daerah-daerah yang strategis saja. Untuk menunjang trasportasi yang tidak
dilalui kendaraan tersebut pemerintah menyediakan angkutan umum (angkot pada
saat ini).
Selain
itu juga pengalihan kepemilikan angkutan umum di kota bandung dari para
pengusaha swasta ke tangan pemerintah Kota Bandung serta pihak pemerintah
memberikan gaji kepada semua supir angkot yang bersangkutan sangat menunjang
untuk ke depannya. Hal ini bermaksud agar tidak adanya lagi angkutan umum yang ngetem pada saat ingin menaikan para
pengguna angkutan umum. Kemudian untuk para pengguna kendaraan di Kota
Bandungnya sendiri pemerintah kota dapat mengeluarkan kebijakan system 4 in 1
untuk setiap kendaraan yang berplat D. kebijakan tersebut bisa di aplikasikan
untuk seluruh jalan di Kota Bandung pada saat weekend.
Dari
semua yang telah di bahas di atas dapat terjadi apabila adanya kerja keras dan
keinginan untuk menjadikan Kota Bandung
menjadi kota tourism-car freeday
pada saat weekend, terutama pembenahan pada system angkutan umum yang pada saat
ini masyarakat tidak mau beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum karena
factor tersebut yang mendasari kemacetan yang terjadi di Kota Bandung pada saat
ini.
Semoga ini dapat bermanfaat
bagi Kota Bandung yang tercinta ini menuju Bandung Juara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar